Ramadhan : Manusia dan Kesetaraan

Apa yang kalian pikirkan tentang bulan Ramadhan? Puasa, tarawih, menjauhi dosa, atau amaliyah lainnya? Yah, benar. Tapi sayangnya hal itu masih terlalu mainstrem. Sebagai makhluk sosial yang beragama, dalam menjalani ibadah puasa bulan Ramadhan ini perlu menciptakan sesuatu yang benar-benar pecah, BOMB!

Ramadhan anti mainstrem, yang alangkah baiknya kita bungkus dengan kegiatan pecah, tidak pasaran. PMII mengajak kita, terkhususnya mahasiswa supaya berkontribusi positif baik untuk dirinya, sesame manusia, bahkan juga dengan alam.

Pada bulan Ramadhan kali ini, kegiatan BOMB! Yang perlu kita lakukan, salah satunya menekankan dan menempatkan diri kita agar lebih bermanfaat untuk diri kita sendiri, agar lebih peduli dengan diri kita sendiri, dan tentunya dengan orang lain juga lingkungan.

Istimewanya bulan Ramadhan merupakan bulan dibukanya pintu surga dan ditutupnya pintu neraka. Lantas sebagai makhluk beragama, apasih yang harus dilakukan? Yah tentunya melakukan hal-hal positif dan memperbanyak doa sebagai Aji Mumpung adanya bulan istimewa ini akan sangat bermanfaat baik untuk diri sendiri maupun lingkungan.

Ramadhan sebagai kesetaraan. Pemikiran ini dilatar belakangi bahwa kita sesama muslim entah dari kalangan bawah, kalangan menengah, juga kalangan atas semua memiliki kewajiban sama yaitu berpuasa. Hal ini bagian dari kesetaraan bahwa kalangan atas tidak selalu memeluk kemewahannya, dengan kata lain semewah-mewahnya mereka, mereka tetap berpuasa dari imsak hingga maghrib. Begitupun dengan kalangan bawah yang tidak selalu memeluk kekurangannya, dengan kata lain saat sahur sunnah untuk melakukannya dan saat berbuka wajib melaksanakannya. Sama terhadap semua lapisan dimana di sisi lain memiliki kesetaraan di bulan Ramadhan ini.


Oleh: Dwi Marsha

Posting Komentar

0 Komentar